Tidak Hanya di Rusia, Perang Konflik Ukraina dan Rusia Menghambat Produksi Perangkat Teknologi Dunia

Ilustrasi perang | Foto: Pexels.com

HaiTekno - Menurut Canalys, perang Rusia-Ukraina yang pecah pada 24 Februari lalu dapat memperparah kelangkaan semikonduktor global dan membuat biaya produksi naik.


Perang Rusia-Ukraina juga disebut berpotensi membuat pengiriman (shipment) dan pendapatan (revenue) vendor PC dan smartphone di Rusia menurun di kuartal pertama 2022 ini.


1. Kelangkaan Chip Global Makin Parah


Stok komponen chip semikondutor global mengalami kelangkaan selama kurang lebih satu tahun belakangan ini.


Namun, harapan kemungkinan akan pupus karena pecahnya perang Rusia-Ukraina.


Pasalnya, menurut laporan Canalys, selama ini, Ukraina menjadi negara pemasok lebih dari setengah gas neon dunia.


Gas neon tersebut merupakan material kunci untuk produksi semikonduktor.


Dengan Rusia menginvasi Ukraina, kebutuhan gas neon untuk keperluan produksi semikonduktor bakal agaknya bakal ikut terganggu.\


Yang pada akhirnya, membuat kelangkaan chip global semakin parah.


Jika produksi chip terganggu, rantai pasokan komponen perangkat elektronik ke vendor juga bakal terhambat.


Hal ini mengingat chip merupakan salah satu komponen terpenting yang mengotaki berbagai perangkat elektronik.


2. Harga Produksi Bisa Naik


Semenjak menginvasi Ukraina, Rusia banyak menerima sanksi ekonomi dari berbagai negara di dunia, utamanya negara Barat dan Uni Eropa.


Salah satu sanksi yang dijatuhi kepada Rusia adalah pembatasan transportasi udara.


Alhasil, sejumlah maskapai penerbangan asal Rusia dilarang terbang di sebagian besar negara-negara Eropa serta Kanada.


Tak tinggal diam, Rusia "balas dendam" melarang maskapai penerbangan dari 36 negara, termasuk Inggris dan Jerman, memasuki wilayah udaranya.


Menurut Canalys, pembatasan penerbangan yang diberlakukan oleh dan untuk Rusia itu bakal membuat maskapai penerbangan menaikkan biaya kargo saat terbang dari Eropa ke Asia, atau sebaliknya.


"Ini membuat masalah tambahan kepada rantai pasokan dan mendorong biaya material jadi lebih tinggi," tulis Canalys.


Ini mengingat vendor tak jarang menggunakan jalur udara untuk mengirimkan pasokan ke berbagai wilayah pasar.


3. Pendapatan dan Pengiriman Vendor Menurun


Canalys juga mengungkapkan, invasi Rusia ke Ukraina juga membuat vendor ponsel maupun PC dari negara barat akan mengurangi bahkan menghentikan aktivitas penjualan produknya di pasar Rusia.


Padahal, menurut data Canalys, pasar Rusia berkontribusi sebesar 20 persen dari keseluruhan pasar smartphone Eropa dan 8 persen untuk pasar PC pada tahun 2021.


"Apple, Cisco, Dell, Hawlett-Packard (HP), dan TSMC adalah beberapa pemain teknologi yang memutuskan hubungan dengan Rusia. Akibatnya, pengiriman dan pendapatan vendor dari pasar Rusia akan turun banyak pada kuartal ini," tulis Canalys.


Namun Canalys tidak memberika angka prediksi atau estimasi penuruan pengiriman produk dan pendapatan dari vendor-vendor tersebut.


Pada awal Maret ini, Apple sudah memutuskan hengkang dari pasar Rusia, alias berhenti menjual produk bikinannya macam iPhone, iPad, hingga Mac di Rusia untuk sementara waktu.


Padahal, di tahun 2021, Apple merupakan penguasa pangsa pasar PC (termasuk tablet) nomor satu di Rusia, dengan pangsa pasar 17 persen.


Apple juga menjadi merek smartphone terbesar ketiga di Rusia, dengan menguasai pangsa pasar sebesar 11 persen.


"Pangsa pasar itu mewakili 2 persen dari keseluruhan volume pengiriman Apple di tahun 2021," tulis Canalys dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Kamis (17/3/2022).


Karena memutuskan untuk berhenti jualan di Rusia, Apple harus legowo kehilangan pangsa pasar tersebut. Tak hanya itu, Apple juga harus bersiap mengalami kerugian materiil.


Pasalnya, Dalam laporan terpisah dari Burga, Apple diestimasikan berpotensi kehilangan pemasukan (revenue) sebesar 3 juta dollar AS setiap harinya gara-gara berhenti menjual iPhone di Rusia. Angka itu setara dengan Rp 43,2 miliar.


Bila iPhone tak dijual selama satu tahun di Rusia, maka Apple berpotensi kehilangan pemasukan hingga 1,14 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,4 triliun.


Sama seperti Apple, vendor PC kenamaan HP yang juga menghentikan penjualan produknya ke Rusia juga bakal kehilangan 15 persen pangsa pasar yang dikuasainya tahun 2021 lalu.


Sumber: Kompas.com

Lebih baru Lebih lama